Kisah Pengangguran: Dari Sungai Kampung ke Podium Olympic
Suparman, seorang pemuda pengangguran yang biasanya hanya sibuk mengejar layangan putus dan menghitung cicilan warung, mendadak jadi buah bibir dunia. Bukan karena menemukan harta karun, tapi karena mendadak jadi atlet renang di Olimpiade! Siapa sangka, bakat tersembunyinya ternyata lahir dari kebiasaan masa kecilnya: mandi, nangkep ikan, nangkep bebek tetangga dan berenang di sungai kampung. “Dulu tiap hari ke sungai, ya buat nyari ikan, mandi, sama berenang meskipun sering diomelin emak. Eh, ternyata itu modal jadi juara!” katanya sambil nyengir lebar, seakan baru saja menang undian doorprize HUT kemerdekaan RI ke 79.
Meskipun tanpa pelatih, apalagi jadwal latihan yang ketat, Suparman berhasil lolos seleksi nasional dengan cara yang tak terduga. Saat audisi, dia begitu lihai mengaplikasikan gaya “Renang Bebas Sambil Hindari Batu Kali” dan “Gaya Kupu-Kupu Menantang Arus Kotoran”. Juri pun dibuat terkagum-kagum. “Teknik yang luar biasa! Ini pasti hasil latihan keras!” kata salah satu juri, tanpa tahu bahwa teknik tersebut diasah Suparman ketika mengejar ikan lele di sungai yang keruh saat masih di bangku SD dulu.
Saat pertandingan berlangsung, Suparman menggebrak dunia renang dengan gaya “Ngakalin Arus Sungai” yang dipadukan dengan teknik “Lolos dari Lintah”. Dia mengatasi lawan-lawannya dengan cara yang tidak konvensional, sangat irasional. Seperti menahan napas lebih lama saat melihat arus kuat dan mengeluarkan dorongan dari gas buang yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sebuah keahlian yang dipelajari saat kecil agar tidak terseret saat arus sungai meluap. Penonton dan komentator pun melongo tak habis pikir. “Ini gaya renang yang belum pernah kita lihat sebelumnya, benar-benar inovatif!” ujar salah satu komentator dari India dengan nada serius.
Di final, Suparman mengejutkan dunia dengan teknik rahasianya: “Gaya Batu Kali”. Gaya ini diciptakan saat dia harus cepat-cepat menyelesaikan ‘urusan penting’ di sungai sebelum ada yang datang. Ternyata, gaya ini memberikan dorongan ekstra di air, membuatnya meluncur lebih cepat dibanding atlet profesional lain. Hasilnya? Medali emas dengan catatan waktu yang memecahkan rekor dunia! Para atlet lain hanya bisa melongo, sementara Suparman merayakan kemenangannya dengan gaya “Siraman Sungai” — menyiram air ke tubuhnya seperti saat mandi di kali.
Kini, Suparman telah menjadi pahlawan nasional, bahkan kampung halamannya yang dulu hanya terkenal karena sungai penuh batu, sekarang jadi destinasi wisata baru. Warga setempat bangga, dan sungai itu pun diberi nama baru: “Sungai Juara Olympic“. Ketika ditanya tentang rencana masa depannya, Suparman hanya tertawa kecil. “Mungkin abis ini mau buka sekolah renang di sungai. Siapa tahu, bisa mencetak juara baru. Kan lumayan, ngajar sambil nyelam, dapat pemandangan indah dan bonus udang sungai buat lauk di rumah!” katanya sambil melompat ke air, siap memulai latihan untuk Olimpiade berikutnya.
Bagikan berita ini: