Mohon bersabar...
Catatan Buku Harian Seorang Pengangguran

Catatan Buku Harian Seorang Pengangguran

Di sudut kamar kos yang sempit tapi nyaman, Rudi, seorang pengangguran berjiwa seni tinggi, lagi-lagi kepikiran ide absurd. Setelah sukses dengan proyek seni dari noda kopi, kali ini dia terinspirasi buat nulis buku harian. Tapi bukan buku harian biasa, bro. Ini adalah buku harian yang isinya penuh dengan kejeniusan pengangguran—rangkuman dari aktivitas sehari-hari yang kelihatannya sepele tapi ternyata bisa jadi inspirasi hidup.

Rudi mulai hari pertamanya dengan kalimat, “Hari ini gue bangun jam 10. Terlambat? Nggak ada yang ngatur, jadi gue bebas!” Dia nulis dengan penuh semangat, ngerasa kayak jurnalis yang lagi ngeliput peristiwa penting. Setiap momen, sekecil apapun, dia catet. Mulai dari nyeduh kopi, ngulet di kasur, sampe mikirin apa yang bakal dia lakuin nanti (spoiler alert: nggak ngapa-ngapain).

Hari berikutnya, Rudi nambahin detail lebih banyak. “Hari ini, gue mengamati debu-debu di jendela kamar. Ternyata, mereka punya pola hidup yang teratur, sama kayak gue. Bedanya, mereka nggak pernah berhenti kerja, sedangkan gue… ya begini-begini aja.” Temen-temen kosnya yang baca diary-nya Rudi, pada ngakak. “Lo beneran deh, ini sih lebih kocak dari stand-up comedian,” kata Samsuri sambil geleng-geleng kepala.

Nggak puas cuma nulis tentang kegiatan fisik, Rudi mulai masuk ke ranah yang lebih dalam. “Hari ini, gue duduk di depan cermin dan mencoba merenungi arti hidup. Cermin ini ngasih tahu gue satu hal: wajah gue butuh tidur lebih banyak. Tapi, selain itu, dia juga ngingetin gue buat nggak terlalu serius ngejalanin hidup.” Setiap paragrafnya penuh dengan pemikiran-pemikiran absurd yang bikin pembacanya nggak bisa berhenti senyum-senyum sendiri.

Rudi juga mulai eksperimental. Dia nulis dialog imajiner antara dirinya dengan sandal jepit yang udah menua. “Gue tanya, ‘Bro, kenapa lo masih setia sama gue?’ Sandal gue jawab, ‘Karena kita sama-sama nggak punya pilihan lain.’” Ini mungkin cuma obrolan iseng, tapi di tangan Rudi, bisa jadi bahan buat nulis berlembar-lembar halaman penuh komedi.

Di akhir bulan, buku harian Rudi udah penuh dengan catetan yang nggak cuma lucu, tapi juga bikin mikir. Dia sadar, bahwa meski dia pengangguran, ternyata hidupnya nggak kosong-kosong amat. Justru dari momen-momen kecil yang nggak penting itu, Rudi menemukan inspirasi buat terus maju (atau setidaknya terus nulis).

Kesimpulannya, buat Rudi, jadi pengangguran itu bukan alasan buat nggak produktif. Dengan sedikit kreativitas dan selera humor yang tinggi, lo bisa bikin setiap hari lo punya cerita yang layak buat dikenang. Siapa tau, suatu saat nanti, buku harian pengangguran ini bisa jadi best-seller, dan Rudi bakal dikenal sebagai penulis legendaris—yang memulai karirnya dari kamar kos sederhana dengan kopi dan debu sebagai inspirasi utamanya.

Bagikan berita ini:

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments