Drama “Kerja Tim” di Hari Pertama Kerja Si Pengangguran
Hari pertama Luki masuk kerja setelah sekian lama jadi pengangguran, dia merasa seperti pahlawan yang baru turun gunung. Dengan pede tingkat dewa, Luki melangkah masuk ke kantor barunya. “Wah, dunia nyata! Gua kembali!” batinnya sambil ngeliat gedung kantor yang menurut dia lebih cocok jadi latar film superhero Avengers. Tapi semua kebanggaan itu mendadak hilang saat dia dapet info dari bos barunya: “Luki, hari ini kamu langsung kerja tim ya. Kita punya proyek penting, kamu bisa mulai dari sekarang.” Kerja tim? Woy, itu kata asing banget buat Luki yang selama ini kerjanya cuma ngedraft lamaran kerja sendirian di kosan!
Di ruang meeting, Luki duduk bareng tim yang isinya orang-orang yang keliatan udah pro banget. Mereka ngobrol pakai bahasa alien (alias jargon kerja) yang bikin Luki serasa nonton film sci-fi tanpa subtitle. “Sprint ini harus selesai sebelum deadline, backlognya udah banyak, dan jangan lupa update Trello ya,” ujar si leader dengan santai. Luki cuma bisa senyum-senyum miris sambil ngangguk-ngangguk dan garuk-garuk lutut, padahal di otaknya yang muncul cuma satu kata: “Apaan?!”
Setelah meeting, Luki langsung ditempatkan di meja kerjanya yang lumayan mevvah. Dia coba buat keliatan sibuk, buka-buka file Excel, padahal dia cuma mainin angka-angka sama zoom-in zoom-out doang. Siang harinya, tim ngajakin Luki makan bareng di warung sebelah. “Wah, ini kesempatan bagus buat deketin mereka,” pikir Luki. Tapi pas udah di warung makan, topik obrolan yang muncul adalah seputar KPI, revenue, dan growth hacking. Luki cuma bisa nimpalin dengan “Iya, bener tuh,” meski nggak paham sama sekali apa yang dibahas. Salah satu temennya nanya, “Luki, menurut lo gimana cara ngedealin sama customer yang demanding?” Luki yang lagi asik nyeruput es teh jawab dengan santai, “Mungkin kasih bonus atau diskon ya?” yang disambut tawa kecil dari seluruh tim. Luki langsung keringetan, sadar kalau jawabannya nggak nyambung.
Sorenya, Luki ditugasin buat ikutan brainstorming ide buat proyek. Timnya mulai lempar-lempar ide, tapi Luki yang masih bingung sama alurnya, malah ngusulin ide absurd, “Gimana kalo kita bikin iklan pake lagu dangdut remix, biar catchy?” Semuanya langsung diem, dan leadernya cuma ngejawab dengan senyum kaku, “Ehm, interesting, tapi mungkin kita cari yang lebih relevan ya, Luki.” Hati Luki langsung ciut, tapi dia tetep coba pura-pura santai dengan senyum canggung.
Sebelum pulang, Luki dapet tugas buat update progress di aplikasi yang namanya Trello. Pas dia buka, Luki cuma bisa bengong. Kolom-kolom warna-warni, kata-kata asing, semuanya bikin Luki pusing tujuh keliling. Dia coba tanya temen sebelah, tapi jawabannya malah bikin dia makin bingung karena penjelasannya yang terlalu expert. Akhirnya, Luki nunggu sampai semua udah pulang, dan dia googling cara pakai Trello di HP-nya sambil berharap nggak ketahuan bego banget di hari pertamanya kerja.
Hari pertama kerja Luki berakhir dengan perasaan campur aduk. Dari yang tadinya pede, berubah jadi bingung dan sedikit malu. Tapi Luki yakin, semua orang pasti pernah ngalamin momen awkward di hari pertama kerja, kan? Walaupun kerja tim itu asing buat dia, Luki bertekad buat belajar dan adaptasi. Besok dia bakal lebih siap, lebih paham, dan tentu aja, lebih hati-hati kalo ngeluarin ide!
Bagikan berita ini: