Kisah Luki dan Batu Giok Sebesar Kelapa yang Bikin Tajir
Luki, seorang pengangguran yang terkenal di kampungnya karena hobi rebahan, tiba-tiba jadi buah bibir gara-gara nemuin batu giok gede banget—ukurannya nggak main-main, sebesar kelapa! Awalnya, Luki kira itu cuma batu biasa yang kebetulan kinclong. Tapi setelah dia bawa ke tukang batu mulia, eh, ternyata batu itu asli dan harganya miliaran! Sejak saat itu, hidup Luki yang biasanya santuy langsung berubah drastis. Dia jadi pusing mikirin gimana cara ngabisin duit miliaran dari batu giok itu.
Setelah mikir-mikir sambil rebahan (tentu saja), Luki akhirnya mutusin buat jual batu giok itu. Dia dapet uang banyak banget, cukup buat beli rumah baru, mobil mewah, atau bahkan liburan keliling dunia. Tapi alih-alih foya-foya, Luki malah kepikiran buat pake uang itu untuk usaha. “Gue pengen jadi bos, bro. Pengangguran yang sukses itu lebih keren,” katanya ke temen-temennya yang ternganga denger niat mulianya itu.
Luki mulai usaha dengan buka kafe kekinian di tengah kota. Namanya? “Giok Kelapa Coffee.” Unik kan? Konsepnya sederhana: tempat nongkrong santuy dengan menu andalan es kopi kelapa, karena terinspirasi dari batu giok kelapa yang bikin dia kaya. Anehnya, kafe ini langsung booming! Anak-anak muda pada suka nongkrong di situ, apalagi setelah mereka tau cerita di balik nama kafe yang nyentrik ini. Dalam waktu singkat, Giok Kelapa Coffee jadi tempat nongkrong hits yang nggak pernah sepi.
Nggak puas dengan cuma punya satu kafe, Luki mulai ekspansi bisnisnya. Dia buka cabang Giok Kelapa Coffee di beberapa kota besar, dan semuanya laris manis. Modal dari batu giok itu bener-bener ngegendutin rekeningnya, dan Luki pun jadi bos besar dengan puluhan karyawan. Si pengangguran rebahan yang dulu dipandang sebelah mata, sekarang udah berubah jadi pengusaha sukses yang disegani. Bahkan ada yang bilang, “Luki itu jenius, bisa ngubah batu jadi duit!”
Tapi yang bikin orang-orang makin kagum, Luki tetap humble dan nggak sombong. Meskipun udah jadi orang kaya, dia masih suka santai-santai di kafenya, kadang-kadang ikutan ngobrol sama pengunjung. “Gue tetap Luki yang dulu, cuma sekarang lebih berduit,” katanya sambil ketawa. Temen-temennya yang dulu sama-sama pengangguran jadi ikutan terinspirasi, mereka berharap suatu hari bisa nemuin “batu giok” versi mereka sendiri.
Luki juga nggak lupa buat bagi-bagi rejeki. Dia sering nyumbang buat kegiatan sosial di kampungnya, bantu renovasi masjid, dan bahkan bikin beasiswa buat anak-anak kurang mampu. Dia bilang, “Uang itu cuma alat, bro. Yang penting, lo tetep punya hati yang baik dan nggak lupa daratan.”
Dari seorang pengangguran santuy yang nggak ada kerjaan, Luki berhasil jadi pengusaha sukses gara-gara batu giok kelapa yang nggak sengaja dia temuin. Kisah Luki jadi bukti kalo kadang nasib bisa berubah secepat kilat, asal lo pinter ngeliat peluang dan nggak takut buat ambil risiko. Dan yang paling penting, lo nggak perlu lupa buat tetep santuy dan nggak berubah jadi sombong. Karena dalam hidup, kaya itu penting, tapi punya gaya dan hati yang baik lebih penting lagi.
Bagikan berita ini: