Kisah Pengangguran Bertemu Putri Duyung dengan Rakit Bambu
Di kampung Kalibuntu, hidup seorang pengangguran bernama Joko yang punya ambisi besar. Setelah bosan dengan kehidupan yang monoton di kampung, Joko memutuskan untuk merantau ke luar pulau mencari peruntungan. Tapi ada satu masalah: uangnya hanya cukup untuk beli tali rafia dan beberapa batang bambu. “Nggak apa-apa, dengan kreativitas, semua bisa diatasi,” pikirnya sambil memotong bambu di belakang rumah. Dalam waktu seminggu, Joko berhasil membuat sebuah rakit yang, menurutnya, cukup kuat untuk menyeberangi lautan. Dengan percaya diri, dia menamai rakitnya “Perahu Sukses”.
Hari yang dinantikan pun tiba. Joko dengan bangga menurunkan rakitnya ke sungai, siap berlayar menuju pulau impian. Warga kampung berkumpul di tepi sungai, tak percaya dengan apa yang mereka lihat. “Joko, kamu serius mau ke luar pulau pakai itu?” tanya Pak Lurah yang dari tadi menggeleng-gelengkan kepala. “Iya, Pak! Saya yakin, tak ada yang mustahil kalau kita punya niat kuat!” jawab Joko dengan semangat, meskipun dalam hatinya sedikit khawatir apakah rakit itu benar-benar bisa sampai ke tujuan.
Setelah mengucapkan selamat tinggal, Joko mulai berlayar. Dengan rakit bambunya yang terombang-ambing oleh ombak, Joko mencoba tetap tenang dan fokus. Tapi, setelah beberapa jam di lautan, ia mulai merasakan lapar dan lelah. “Aduh, kenapa saya nggak bawa bekal yang lebih banyak?” gumamnya sambil mencari-cari sisa nasi bungkus di bawah tumpukan barang bawaan. Tiba-tiba, di tengah rasa laparnya, Joko melihat sesuatu yang aneh di kejauhan. Ada sosok wanita berambut panjang muncul dari air. “Apa itu… putri duyung?” Joko berusaha fokus, memastikan penglihatannya tidak menipu.
Ternyata benar, sosok itu memang putri duyung! Dengan anggun, putri duyung itu berenang mendekati rakit Joko. “Halo, manusia! Apa yang kamu lakukan di sini dengan rakit seperti ini?” tanya putri duyung sambil tersenyum. Joko yang kaget setengah mati, hanya bisa terbengong. “Eh, saya… saya mau merantau, cari kerja di pulau seberang,” jawabnya gagap. Putri duyung tertawa kecil, “Dengan rakit seperti ini? Kamu pasti sangat berani, atau sangat nekat!” Joko merasa sedikit malu, tapi juga bangga, “Ya, namanya juga usaha, siapa tahu bisa sukses.”
Putri duyung yang merasa kasihan pada Joko, menawarkan bantuan. “Bagaimana kalau aku bantu kamu sampai ke pulau seberang? Tapi dengan satu syarat: kalau kamu sukses nanti, jangan lupa kembali ke sini dan ceritakan padaku, ya?” Joko yang tadinya hampir putus asa, langsung setuju tanpa pikir panjang. Dengan kecepatan luar biasa, putri duyung mendorong rakit Joko melewati ombak besar hingga sampai ke pantai pulau seberang. “Terima kasih, putri duyung! Aku pasti akan kembali!” teriak Joko sambil melambaikan tangan, penuh semangat baru.
Di pulau baru itu, Joko akhirnya menemukan pekerjaan dan meraih sukses kecil-kecilan. Namun, di balik kesuksesannya, ia tak pernah melupakan janji pada putri duyung. Dan siapa sangka, perjalanan anehnya dengan rakit bambu itu menjadi awal dari kisah yang selalu ia ceritakan pada teman-temannya: kisah tentang tekad, keanehan nasib, dan tentunya, pertemuan tak terlupakan dengan putri duyung di tengah lautan luas.
Bagikan berita ini: