Mohon bersabar...
Kupon Daging Kurban yang Akhirnya Terkabul Setelah 3 Tahun Penantian

Kupon Daging Kurban yang Terkabul Setelah 3 Tahun Penantian

Ramli, seorang pengangguran muda, akhirnya bisa bernapas lega setelah sekian lama menanti momen yang nggak pernah datang—mendapatkan kupon daging kurban dari Panitia Masjid. Bayangin, udah tiga tahun berturut-turut Ramli tiap Idul Adha cuma bisa ngiler liatin tetangga bawa pulang daging segar, sementara dia? Nihil. Tapi kali ini, senyum Ramli udah sumringah sejak subuh, karena akhirnya keberuntungan berpihak padanya. Kupon daging kurban! Yes!

Penantian Penuh Harap ala Ramli

Setiap tahun, Ramli selalu datang ke masjid dengan harapan besar, berharap ada secercah keajaiban di antara ribuan kupon yang dibagikan. Tiap Idul Adha, dia rajin bantu-bantu angkat kambing dan sapi—walaupun ujung-ujungnya tetep nggak dapat kupon. Tapi Ramli nggak pernah nyerah, dia selalu yakin tahun depan gilirannya. “Rezeki mah nggak akan kemana,” begitu mantra yang terus dia ulang tiap kali pulang dengan tangan kosong.

Siap-siap di Medan Perang!

Tahun ini, Ramli nggak main-main. Dia udah siapin strategi matang biar nggak kelewat lagi. Dari pagi-pagi buta, dia udah duduk manis di depan masjid sambil minum teh manis dan roti bakar. “Kali ini nggak boleh ketinggalan!” batin Ramli. Dia bahkan udah menyiapkan baju paling rapi, biar keliatan lebih meyakinkan di depan panitia. Siapa tahu, style keren ala pengangguran kece bisa bikin panitia lebih semangat kasih kupon buat dia.

Momen Krusial

Pas panitia mulai bagi-bagi kupon, jantung Ramli berdetak lebih cepat daripada kucing lihat ikan asin. Dia nahan napas pas satu per satu orang dipanggil. Dan akhirnya… saat nama “Ramli bin Ahmad” disebut, Ramli langsung lompat kegirangan. “Woi, dapet gue! DAPET!” teriaknya kayak anak kecil dapet permen. Ini momen paling epic dalam hidup Ramli, kayak dapet lotre daging kurban versi masjid.

Perasaan Kemenangan yang Teramat Dalam

Setelah berhasil menggenggam kupon itu, Ramli langsung ngerasa kayak pemenang sejati. Dia menatap kupon di tangannya dengan mata berbinar-binar, kayak baru aja dapet tiket konser artis K-pop. Momen itu terasa begitu magis, penuh rasa syukur dan haru. “Tiga tahun nggak sia-sia, akhirnya dapet juga!” bisik Ramli sambil menepuk-nepuk kuponnya penuh sayang.

Rencana Olahan Daging

Di perjalanan pulang, Ramli udah mulai mikirin mau bikin apa dari daging yang bakal dia terima. “Sate, rendang, atau sop? Hmm… kayaknya semuanya bisa nih!” pikirnya. Dia udah kebayang bakal bikin pesta kecil di rumah, undang tetangga buat makan bareng. Sebagai pengangguran yang jarang bisa makan enak, daging kurban ini kayak emas buat Ramli. Udah terbayang aroma lezatnya bakalan bikin seluruh kampung iri sama masakan dia.

Hari yang Tak Terlupakan

Setelah tiga tahun penuh kekecewaan, akhirnya Ramli bisa merayakan Idul Adha dengan penuh kebahagiaan. Kupon daging kurban ini bukan cuma sekadar kertas, tapi simbol perjuangan dan kesabaran. Dia nggak perlu lagi ngiri-ngiri sama tetangga, kali ini dia bisa merasakan gimana nikmatnya menikmati daging kurban hasil usaha dan doa selama bertahun-tahun.

Jadi, begitulah kisah Ramli si pengangguran yang akhirnya berhasil mendapatkan kupon daging kurban setelah tiga tahun penantian panjang. Buat Ramli, ini bukan sekadar daging biasa, tapi bukti kalau usaha dan kesabaran emang nggak pernah mengkhianati hasil. Siapa sangka, dari sekian banyak orang yang ngantri kupon, Ramli lah yang akhirnya dapet giliran. Hidup emang penuh kejutan, Sob!

Bagikan berita ini:

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments