Rapat Asosiasi Pengangguran Ekonomi Sulit (APES)
Di sebuah kampung kecil, terbentuklah sebuah organisasi yang unik: Asosiasi Pengangguran Ekonomi Sulit atau disingkat APES. Mereka adalah kumpulan orang-orang yang katanya pengen cari kerja, tapi entah kenapa lebih sering nongkrongnya daripada ngelamar kerja. Malam itu, di pos ronda yang jadi markas besar mereka, diadakanlah rapat penting untuk membahas masa depan organisasi.
“Temen-temen, kita harus bener-bener serius nih,” buka Pak Ketua, yang kebetulan juga ketua RT, tapi sayangnya nganggur juga. “Kita ini harus punya program kerja yang jelas. Jangan cuma meeting doang, tapi nggak ada hasil. Jadi, pertama, siapa yang punya ide untuk program kerja bulan ini?”
Semua langsung pada diem, sambil mikir keras, atau pura-pura mikir, lebih tepatnya. Sampai akhirnya, Tono, si mantan tukang ojek yang sekarang cuma nongkrong di pos ronda, angkat bicara, “Gue punya ide, Pak Ketua! Gimana kalo kita adain lomba tidur siang? Yang paling lama nggak bangun dapet hadiah! Ini kan kegiatan yang cocok banget buat pengangguran, efektif dan nggak ngabisin banyak energi.”
Semua langsung ketawa, tapi Pak Ketua malah mikir serius. “Hmm, ide yang menarik, Ton. Tapi kalo semuanya tidur, siapa yang mau jadi juri? Masa kita suruh ayam tetangga? Ntar malah dikira kita yang nganggur bukan cuma orang, tapi hewan juga!”
Tiba-tiba, Joni, yang katanya paling intelek karena pernah kuliah, meski nggak lulus, nyeletuk, “Eh, kita ini harus bikin proposal buat cari sponsor. Siapa tau ada yang mau nyumbang dana buat kegiatan kita, kayak… apa ya… lomba rebahan terlama! Ini kan kegiatan yang viral banget. Bisa masuk TV, bos!”
Deni, yang biasanya tukang ngeles tiap disuruh kerja, nggak mau kalah. “Atau kita bikin proyek sosial. Misalnya, kampanye ‘Jangan Ngejudge Pengangguran’. Biar orang-orang tau kalo kita ini sebenernya cuma lagi istirahat panjang, bukan nggak punya tujuan hidup!”
Rapat terus berlanjut dengan ide-ide absurd yang semakin nggak jelas. Mulai dari bikin *startup* pengangguran, sampai buka jasa konsultasi cara rebahan yang efektif. Akhirnya, Pak Ketua pun menutup rapat dengan satu kesimpulan, “Yang penting, kita tetep solid. Masalah kerja, itu urusan nanti. Yang penting kita rapat rutin aja dulu, biar keliatan sibuk!”
Dan begitulah, rapat APES malam itu selesai dengan penuh tawa. Meski obrolan mereka kadang nggak masuk akal, tapi justru dari situlah mereka bisa saling menguatkan. Karena buat mereka, lebih penting ketawa bareng dan merasa punya tujuan, meski cuma tujuan buat rapat lagi minggu depan.
Bagikan berita ini: