Reaksi Pengangguran Ditelepon Calon Mertua
Hari itu, Rudi lagi menikmati me time di taman kota. Udara sejuk, burung-burung berkicau, dan angin sepoi-sepoi bikin Rudi merasa kayak lagi di surga kecil. Di tengah ketenangan itu, Rudi duduk santai di bangku taman, sambil meresapi betapa indahnya hidup sebagai pengangguran—bebas dari deadline dan rutinitas yang membosankan. “Hidup gue emang nggak kaya, tapi gue bahagia,” pikir Rudi sambil menghela napas panjang.
Tapi, ketenangan itu nggak berlangsung lama. Tiba-tiba, HP Rudi berdering, dan di layar muncul nama yang bikin jantungnya berhenti sedetik: “Calon Mertua.” Tanpa persiapan, Rudi terperangkap dalam dilema besar. “Aduh, kok tiba-tiba nelpon sih, lagi santai gini,” batin Rudi sambil ngerasa keringat dingin mulai ngucur di dahinya.
Setelah tarik napas panjang, Rudi akhirnya berani angkat telepon itu. “Halo, Pak… Iya, ini Rudi,” suaranya sedikit bergetar, tapi dia berusaha mati-matian buat terdengar tenang. Di seberang sana, suara berat calon mertuanya mulai bertanya dengan nada serius, “Lagi di mana, Rudi?” Rudi yang tadinya santai langsung jadi kaku. “Ehm, ini lagi di taman, Pak… refreshing dikit,” jawabnya sambil melirik sekeliling, nyari ide buat bikin dirinya terdengar lebih produktif.
“Lagi di taman? Sendirian?” suara calon mertuanya makin bikin Rudi ngerasa terpojok. “Iya, Pak, lagi… ngehirup udara segar biar otak fresh,” jawab Rudi dengan senyum kaku yang nggak bisa dilihat calon mertuanya. Tapi dalam hati, Rudi mulai panik, “Aduh, apa yang mesti gue bilang lagi nih?”
Calon mertuanya terus nanya, “Lagi sibuk apa sekarang, Rudi?” Pertanyaan itu seperti pukulan telak buat Rudi. Otaknya langsung muter-muter nyari jawaban yang bisa bikin dia tetap kelihatan baik di mata calon mertua. “Oh, lagi… ngejar project freelance, Pak. Ini sambil cari inspirasi di taman biar ide-idenya ngalir,” bohong Rudi sambil berharap semoga calon mertuanya percaya.
“Freelance? Bagus, Rudi. Yang penting tetap produktif ya,” balas calon mertuanya. Rudi menghela napas lega, merasa berhasil ngeluarin dirinya dari situasi genting. Tapi sebelum telepon ditutup, calon mertuanya nambahin, “Kapan-kapan kita ngobrol lebih banyak ya soal rencana masa depan.” Rudi hanya bisa tersenyum kecut, “Iya, Pak, pasti. Terima kasih sudah ngasih waktu buat ngobrol.” Setelah telepon ditutup, Rudi langsung bersandar di bangku taman, merasa seperti baru selamat dari ujian terberat dalam hidupnya.
Sambil kembali menatap langit biru, Rudi berpikir, “Ternyata jadi pengangguran bukan cuma harus pinter nyari kerja, tapi juga pinter cari alasan buat calon mertua.” Tapi meski panik setengah mati, dia bersyukur bisa melewati momen itu dengan cukup baik. “Oke, hari ini gue belajar sesuatu yang penting: jangan pernah santai di taman tanpa persiapan!” katanya sambil ngakak sendiri.
Jadi, buat lo yang juga masih nganggur dan sering santai-santai di taman, selalu siapin alasan keren kalau tiba-tiba ditelepon calon mertua. Siapa tau, obrolan ringan di taman bisa jadi langkah pertama menuju masa depan yang cerah, atau setidaknya, nggak bikin lo kehilangan muka di depan calon mertua!
Bagikan berita ini: