Vino dan Salep Ajaib: Ketika Gatal Jadi Bisnis Modal Nekat
Vino, seorang pengangguran yang terkenal dengan ide-idenya yang selalu nyeleneh, tiba-tiba memutuskan untuk menjadi penjual obat dan salep kulit. Padahal, sebelumnya Vino tidak pernah tertarik pada dunia kesehatan, kecuali kalau lagi gatal-gatal karena kena ulat bulu dan panu. Suatu hari, setelah berjam-jam berdiam diri di warung kopi sambil menggaruk-garuk punggung menggunakan sendok kopinya, Vino mendapatkan ide cemerlang. “Ini dia! Bisnis obat gatal! Semua orang pasti butuh dan mungkin sembuh, apalagi yang sering nongkrong di sini sering keliatan garuk-garuk,” katanya dengan semangat yang langsung membuat teman-temannya menahan tawa.
Vino mulai bisnisnya dengan membeli stok obat-obatan dan salep gatal yang ia dapatkan dengan harga murah dari pasar grosir, yang hampir expired. “Obat ini bisa menyembuhkan panu, kadas, kurap, hingga bekas gigitan nyamuk. Pasti laris!” ucap Vino sambil menunjukkan berbagai jenis salep dan bedak yang ia kumpulkan di dalam tas besar. Tapi masalahnya, Vino tidak tahu cara menggunakannya. Suatu hari, ketika ada pelanggan datang dengan keluhan panu, Vino tanpa ragu merekomendasikan bedak gatal yang ternyata malah membuat kulit pelanggannya semakin kering dan bersisik. “Wah, panu kamu malah jadi lebih terlihat, bro. Itu artinya obatnya bekerja!” Vino mencoba meyakinkan si pelanggan, walaupun dia sendiri mulai ragu.
Bisnis Vino semakin kocak ketika ia memutuskan untuk mengembangkan produk buatannya sendiri. Dengan modal nekat dan sedikit kreativitas, Vino mencampur berbagai ramuan herbal yang ia temukan di internet. Hasilnya, ia menciptakan salep yang diberi nama “Salep Sakti Vino”. Tentu saja, Vino tidak pernah mencoba salep itu sendiri sebelum menjualnya. “Tenang saja, ini campuran bahan alami! Aman dan tidak beracun… sepertinya,” kata Vino sambil menawarkan salep tersebut dengan harga diskon 30 persen.
Salah satu pelanggannya, Pak RT, yang mengalami gatal-gatal di kakinya, menjadi korban eksperimen Vino. Setelah mengoleskan “Salep Sakti Vino”, gatal-gatal di kaki Pak RT bukannya hilang, tapi malah berubah jadi rasa panas seperti terbakar. “Lho, kok jadi panas begini, Vino?” tanya Pak RT panik. “Wah, itu artinya salepnya sedang bekerja keras, Pak! Lagi bakar habis tuh, semua kuman-kumannya!” Vino menjelaskan dengan gaya ala ahli kesehatan, sambil berharap Pak RT tidak marah besar.
Tidak cukup dengan salep, Vino juga mencoba menjual ramuan herbal untuk mengatasi berbagai penyakit kulit. Namun, ramuannya malah membuat kulit pelanggannya mengelupas seperti ular berganti kulit. “Wah, ini sih pembersihan kulit secara total, Pak. Luar dalam! Setelah ini, kulit Bapak pasti kinclong kek artis drakor!” Vino mencoba menenangkan pelanggannya yang mulai curiga bahwa ramuan itu justru merusak kulit.
Akhirnya, meskipun banyak yang tertawa geli dengan bisnis Vino, dia tetap bertahan. Dia percaya bahwa setiap usaha butuh waktu untuk berkembang. Vino terus mencoba dan bereksperimen dengan berbagai ramuan dan salep, meski sebagian besar berakhir dengan keluhan lucu dari para pelanggannya. Namun, di balik kegagalannya yang menggelikan, Vino berhasil membuat kampungnya lebih ramai, dengan cerita-cerita konyol tentang “Salep Sakti Vino” yang tak pernah ada habisnya.
Bagikan berita ini: